Klub Bisnis Internet Berorientasi Action

1 Des 2009

4 Konsep mewujutkan mimpi menjadi sebuah goal dahsyat



Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari impian. Mimpi itu perlu. Mimpi untuk merajut cita-cita. Mimpi untuk menggapai masa depan. Mimpi untuk hidup lebih layak dan bermakna. Bahkan sering terjadi, sebuah goal yang dahsyat lahir dari sebuah impian. Namun mimpi merupakan sebuah dilema. Dari sebuah impian, seseorang mampu mengubah jalan hidupnya secara ajaib. Tapi juga tidak sedikit, mimpi yang hanya tinggal impian belaka. Bahkan seseorang yang tenggelam dalam impiannya. Hal yang demikian harus dihindari. Yang hanya bermimpi, tanpa usaha harus dihentikan.


Mimpi akan menjadi sebuah goal, bila dituangkan secara tertulis, dan diteruskan dengan action. Menentukan sebuah goal, yakni dengan menuangkan beberapa gagasan atau ide-ide kedalam tulisan. Sedangkan goal yang dituju harus lengkap dan terfokus, seperti sebuah peta. Tertulis dan tergambar dengan jelas setiap bagiannya. Cita-cita yang dimiliki mulai anak-anak harus dipupuk agar terus tumbuh. Cita-cita ini adalah sebagai bekal menuju sebuah kehidupan yang bahagia.


Untuk mewujudkan mimpi menjadi sebuah cita-cita atau goal, diperlukan kerangka kerja. Ada 4 konsep kerangka untuk menyusun sebuah goal.


1. Tertulis, Positif, Optimis (Written down, positive, optimistic)


Cita-cita yang ada harus ditulis dengan jelas dan benar. Tulisannya bernada positif dan penuh keyakinan optimis, atau pasti akan tercapai. Tulisan sebuah cita-cita jangan ngambang dan negatif. Ini akan berdampak kontraproduktif terhadap diri sendiri. Kita dianugrahi bawah sadar yang luar biasa potensinya. Bawah sadar kita adalah alat yang mempunyai kekuatan yang sangat efisien dan efektif dalam bekerja. Semakin positif perintah yang diberikan, semakin positif hasil yang dicapai.


2. Yakin dulu, pasti terjadi (Believing is seeing)


Dalam menentukan sebuah goal (cita-cita), harus yakin bahwa itu sudah terjadi. Jadi penulisan sebuah cita-cita selain positif, optimis, juga harus yakin bahwa cita-cita itu sudah terjadi atau sudah dicapai. Penulisan yang mengatakan “ Saya akan.....! tidak bisa digunakan dan tidak akan bisa bekerja dengan baik. Yang benar adalah “Saya sudah.....!


3. Cita-cita sepanjang hidup (Lifetime goal)


Goal yang akan dicapai bukan cita-cita sesaat. Goal dari cita-cita yang berkelanjutan. Artinya cita-cita yang dicapai harus mencakup semua dimensi kehidupan, sehingga akan didapatkan suatu keseimbangan hidup. Cita-cita yang disusun atas dasar semua dimensi kehidupan, akan membuat tidak terjebak dalam suatu yang kontradiktif.


4. Cita-cita yang “Cerdas” (Smart Goal)


Smart disini mempunyai arti spesifik, terukur, bisa dicapai, realistis, ada jangka waktu. Dengan cita-cita (goal) yang smart, ibarat kita berjalan menuju tempat yang jelas, Jalanan yang dilalui jelas, sehingga tidak melenceng kemana-mana. Bahkan batas waktu sampai tujuanpun juga jelas.


Contoh ilustrasi menarik dari cita-cita cerdas, jangan canangkan cita-cita seperti ini “Saya ingin membeli rumah baru”. Cita-cita ini ngambang dan tidak jelas. Kapan goal tersebut akan dicapai, juga tidak jelas. Yang mantap adalah seperti ini, “Saya sudah membeli rumah baru seluas 200 m2, dengan 3 kamar tidur, 2 kamar mandi, garasi dengan mobil BMW, serta mempunyai pemandangan gunung yang indah diatas tanah seluas 2000 m2, pada tahun 2012.” Pernyataan cita-cita ini sudah memenuhi 4 konsep diatas. Bayangkan cita-cita tersebut. Rasakan sepenuh hati. Jika kita bisa, bawah sadar juga melihat semuanya. Bila kita bisa membayangkan dan merasakan cita-cita yang sudah tertuang dalam tulisan, maka bawah sadar akan segera bekerja dengan efisien dan efektif. Semakin informatif yang diperintahkan terhadap bawah sadar, semakin jelas dan tegas goal akhir yang akan dicapai.



Sumber : Herry Tjahjono

 

Blog Stats


free counter
DigNow.net

Edy Suryanto .Com Copyright © 2009 Community is Designed by Bie